Jumat, 20 November 2015

PEMUDA DAN SOSIALISASI

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
sebelum membicarakan internalisasi belajar dan spesialisasi, berikut adalah kutipan dari sebuah artikel harian kompas, hari senin, tanggal 11 februari 1985. 

Seminar Tentang Remaja
Anomi di Kalangan Remaja Akibat Kekaburan Norma,
Jakarta Kompas.

Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis. Masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi (keadaan tanpa norma dan hukum) akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Sehingga seringkali melakukan pelanggaran atau perilaku menyimpang. menurut Enoch Markum, anomi muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma. Sedangkan Orientasi Mendua menurut Dr. Male adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat, dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap teman sebaya. Dengan demikian, mereka adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhi media massa. Dan Enoch Markum menawarkan dua alternatif pemecahan masalah. yang pertama adalah mengaktifkan kembali fungsi keluarga dan kembali pada pendidika agama karena hanya agama lah yang dapat memberikan pegangan yang mantap. yang kedua adalah menegakkan hukum 

Peran Media Massa
Pada saat ini banyak pilihan informasi. Dalam hal ini muncul efek negatif dari banyaknya pilihan informasi. kebanyakan remaja melahap begitu saja arus informasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. sebagai jalan keluar ahli komunikasi melihat perlunya membekali remaja dengan keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan, dan mengevaluasi informasi. 

Pemuda dan Identitas
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan terutama dari generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan pemudah diharapkan menjadi generasi penerus yang melanjutkan perjuangan yang sudah ada. Pemuda juga memiliki potensi-potensi yang harus digarap demi memajukan sumber daya manusia di Indonesia ini. 

Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganan nya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaan nya dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1.     Landasan Idiil : Pancasila
2.     Landasan konsitusional : Undang-undang dasar 1945
3.     Landasan strategis : Garis-garis besar haluan Negara
4.     Landasan Historis : Sumpah pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945
5.     landasan Normatif : Etika, tata nilai, dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Permasalahan Generasi Muda
1.     Menurunnya jiwa Idealisme, Patriotisme, dan nasionalisme
2.     Ketidak pastian generasi muda terhadap masa depan nya
3.     Belum seimbang nya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
4.     Kurangnya lapangan kerja atau kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran
5.     Masih banyak nya perkawinan dibawah umur umumnya didaerah pedesaan
6.     Pergaulan bebas yang membahayakan generasi muda
Potensi-potensi Generasi Muda
Potensi yang terdapat pada generasi muda dan perlu dikembangkan adalah:
1.      Idealisme dan Daya Kritis. 
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada. Maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Sikap Idealisme dan Daya Kritis perlu untuk dikembangkan dengan landasan rasa tanggung jawab.
2.     Dinamika dan Kreatifitas. 
Generasi muda memiliki kemampuan dan kesediaan untuk melakukan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan-kekurangan yang ada  ataupun mengemukakan gagasan atau alternatif yang baru.
3.     Keberanian Mengambil Risiko
Dalam melakukan perubahan tentu mengandung resiko dapat meleset. Namun mengambil resiko itu perlu jika kemajuan ingin diperoleh. 
4.     Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak mematahkan semangat generasi muda. Optimisme dan kegairahan generasi muda akan mendorong untuk mencoba maju lagi.
5.     Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakan nya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin ilmu agar dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
6.     Terdidik
Generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi-generasi sebelumnya.
7.     Keanekaragaman Dalam Persatuan dan Kesatuan
8.     Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan membela bangsa perlu dikembangkan generasi muda untuk mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan untuk membela negara.
9.     Sikap Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan oleh generasi muda.
10. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuain diri, sebagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Proses sosialisasi berawal dari dalam keluarga. Melalui proses sosialisasi, pemuda akan terwarnai cara berpikir dan cara bertingkah di tengah-tengah masyarakat. Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1.     Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2.     Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan nya.
3.     Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4.     Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting, karena dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya. pengalaman demi pengalaman akan diperoleh dari lingkungan sekitarnya. 

Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Negara-negara berkembang selalu kekurangan sumber daya manusia yang terampil untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan dikarenakan di negara berkembang pemuda masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan dan perguruan tinggi. Maka pembicaraan tentang generasi muda, khususnya yang berkesempatan mengenyam perguruan tinggi menjadi penting karena berbagai alasan:
  1. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, yang memiliki pengetahuan luas tentang masyarakatnya. Karena mahasiswa termasuk yang terkemuka dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
  2. Sebagai suatu kelompok yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi pemuda lain nya.
  3. Mahasiswa dari berbagai macam etnis dan suku bangsa berkumpul didalam perguruan tinggi sehingga terjadi nya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaan nya sehingga mampu melihat indonesia secara keseluruhan
  4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan. Dalam struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat mahasiswa akan menjadi elite di dari rata-rata generasi muda lain nya. Karena mahasiswa pada umumnya memiliki pandangan luas dan jauh kedepan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dari mayoritas generasi muda lain nya.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname