Minggu, 28 Mei 2017

Model Ketahanan Nasional Negara Luar

setelah mengetahui Model Ketahanan Nasional Negara Indonesia, ada baiknya kita juga membadingkan dan mengetahui Model Ketahanan Nasional Negara Lain. Manfaatnya adalah kita dapat mengambil nilai-nilai positif yang ada pada Model Ketahanan Nasional Negara Lain untuk nantinya di interpretasi kedalam Model Ketahanan Nasional yang ada di Indonesia. berikut adalah beberapa Model Ketahanan Nasional yang ada di dunia.

          1.      Model Morgenthau

Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arahbalanced power.

           2.      Model Alfred Thayer Mahan

Dalam bukunya The Influence Seapower on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan

           3.      Model Cline

Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.

           4.      Sistem Ketahanan Nasional America

Departemen Pertahanan (Department of Defense, Defense Department, USDOD, DOD, DoD, atau the Pentagon adalah Departemen Eksekutif Pemerintah Amerika Serikat yang bertugas mengoordinasikan dan mengawasi seluruh lembaga dan fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan keamanan nasional dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Departemen ini juga merupakan badan dengan karyawan terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 2,13 juta tentara, pelaut, marinir, pilot, dan pekerja sipil aktif dan lebih dari 1,1 juta anggota Garda Nasional, Angkatan Udara, Laut, Udara, dan Cadangan Marinir. Jumlah totalnya mencapai 3,2 juta personel, termasuk pekerja sipil.

Departemen yang dipimpin Menteri Pertahanan ini memiliki tiga departemen militer bawahan, Departemen Angkatan Darat A.S., Departemen Angkatan Laut A.S., dan Departemen Angkatan Udara A.S.. Selain itu, ada pula sejumlah Lembaga Pertahanan seperti Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), Defense Intelligence Agency (DIA), Defense Logistics Agency (DLA), Missile Defense Agency, National Geospatial-Intelligence Agency (NGA), National Reconnaissance Office (NRO), National Security Agency (NSA), dan Pentagon Force Protection Agency (PFPA). Semuanya diketuai oleh Menteri Pertahanan. DoD juga mengoperasikan beberapa sekolah dinas gabungan seperti National Defense University (NDU) dan National War College (NWC).
Departemen ini mendapatkan anggaran terbanyak dibandingkan badan federal lainnya. Jumlah anggaran yang diterima mencapai lebih dari satu setengah kali anggaran terikat federal setiap tahunnya.

          5.      Balance of Power dalam Sistem Internasional Model Kaplan

 Model Oligopolar atau Balance of Power klasik.
Sistem internasional meliputi paling tidak 5 kekuatan besar dan tidak ada organisasi regional (seperti Masyarakat Eropa) atau organisasi internasional (seperti PBB). Aliansi-aliansi dalam sistem tersebut cenderung besifat spesifik dan masa berlakunya singkat, dan aliansi-aliansi tersebut cenderung bergeser berdasarka kemajuan yang bersifat pragmatis dan bukan yang bersifat ideologis.

-Model Bipolar Longgar.
Model ini disebut juga Perang Dingin, yang mencirikan sejarah dunia sejak 1974 sampai dengan 1971. Model ini berjalan ketika sistem internasional memiliki dua superpower. Masing-masing superpower tersebut bertindak sebagai sekutu, pelindung, dan bahkan pengontrol sejumlah negara-negara yang lebih lemah yang termasuk ke dalam blok nya.

-Model Bipolar ketat,
asumsinya yang utama adalah bahwa semua negara-negara nonblok  akan terserap masuk kedalam salah satu blok. Model ini bisa diumpamakan sebagai suatu dunia yang seluruhnya dibagi oleh dua kerajaan besar, yang satu dikepalai oleh Washington, dan yang lain oleh Moscow. Dalam sistem ni kedua negara  superpower secara formal akan sepakat untuk mengurangi berbagai perbedaan yang bersifat ideologis dan bekerjasama dalam mengelola daerah masing-masing serta menjaga sistem internasional demi kepentingan masing-masing.  

-Model Veto Unit atau Proliverasi.
Sistem internasional ini melukiskan dimana banyak negara yang memiliki kapabilitas senjata nuklir, mereka gunakan untuk menghalangi politik negara lain. Model ini akan menciptakan iklim dimana masing-masing negara bisa mengancam yang lain –untuk mati bersama – apabila keinginannya tidak ditanggapi. Kesempatan untuk musnah dalam sistem ini yang diakibatkan oleh kesalahan perhitungan, irrasionalitas, sikap keras kepala dan kecelakaan adalah sangat tinggi. Karena khawatir akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya perang nuklir akibat salah pengertian, maka negara-negara cenderung akan membatasi kontak hubungan mereka melalui sistem veto-unit. Sistem ini bisa meningkat kepada proporsi yang lebih menakutkan andaikata aktor-aktor sub-nasional memiliki senjata nuklir dan alat-alat lain yang kejam namun efektif dalam menembakkannya. Aktor-aktor tersebut antara lain adalah: teroris atau kelompok pembebasan, organisasi-organisasi kejahatan seperti mafia, perusahaan-perusahaan multinasional, minoritas etnik, atau orang-orang gila yang menginginkan terjadinya pembunuhan manusia secara besar-besaran.

-Model Keamanan Kolektif (collective security model).
Sebuah model yang ideal dengan membayangkan bahwa PBB berjalan menurut cita-cita mulia para pendirinya. Model keamanan kolektif ini memerlukan suatu sistem pengaturanyang bersifat sukarela. Dalam sistem ini kekuatan militer tidak akan diperkenankan menjadi alat kekuatan politik; tidak ada aliansi jangka pendek maupun panjang; setiap agresi yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain akan dihukum dengan sanksi-sanksi ekonomi dan militer yang ditetapkan secara kolektif oleh semua negara. Karena itu, sistem ini akan merupakan sistem yang relatif aman sepanjang masa. Dalam lingkungan dimana ada keamanan kolektif seperti itu, PBB atau penggantinya akan jauh lebih efektif dalam menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.


Sabtu, 27 Mei 2017

Ketahanan Nasional Indonesia

Konsepsi analitis tentang Ketahanan Nasional (Tannas) lahir pada tahun 1972 yang merumuskan bahwa Tunnas adalah “Kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional di dalam mengatasi dan menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan gangguan (ATHG), baik dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional."

Ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kekuatan nasional dalam arti luas, dengan demikian unsur-unsur ketahanan nasional mencakup “Astagatra” yaitu geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan. Menurut Wan Usman (2003), ketahanan nasioanl (Tannas) adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam mengahadapi ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) baik dari dalam maupun luar negeri. 

Dapat dipandang sebagai dua sisi mata uang dengan dua sisi yakni kemanan (security) dan kesejahteraan (prosperty). Keduanya berjalan seimbang antara kesejahteraan dan keamanan mengandung muatan utama yakni partisipasi masyarakat yang demokratis. 

     Konsep Dasar Ketahanan Nasional

  a. Ketangguhan  = kekuatan yang menyebabkan atau dapat menanggulangi beban yang di  pikulnya

 b. Keuletan = usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut untuk mencapai tujuan.

  c. Identitas = ciri khas suatu bangsa atau Negara dilihat secara keseluruhan.

  d. Integritas = kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa, baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensial maupun fungsional.

  e. Ancaman = hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, criminal dan politis.

  f. Hambatan dan gangguan = hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi  secara tidak konsepsial.

Sifat – sifat Ketahanan Nasional

 a. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri, bertumpu pada identitas dan kepribadian dan Kemaandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

 b. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan Negara serta kondisi lingkungan strategis.

c.  Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasi akan meningkatkan kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.

d. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

Dalam usaha menciptakan ketahanan nasional yang tangguh, maka pembinaan ketahanan nasional sangat diperlukan. Oleh karena itu pembinaan ketahanan nasional adalah merupakan proses transformasi sumber daya secara efisien dan ekonomis, untuk menghasilkan spectrum kemampuan dan kekuatan berupa daya kekebalan, daya berkembang dan daya tangkal system kehidupan manusia.











Sabtu, 13 Mei 2017

Kekuatan dan Kelemahan Letak NKRI

Sebelum membahas mengenai kekuatan dan kelemahan letak Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita harus mengetahui bahwa posisi atau letak suatu negara dapat dibagi menjadi 3 yaitu :Letak Astronomis, Geografis, dan Geologis. Setelah itu kita tau letak NKRI dari ke 3 sudut pandang tersebut, baru kita dapat menganalisis kekuatan dan kelemahan dari letak Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0o.

Kekuatan letak Astronomis Indonesia adalah :


Wilayah Indonesia berada di zona iklim tropis, hingga Mendapatkan Pencahayaan Matahari yang Cukup dan Mendapatkan Curah Hujan yang Cukup sehingga dengan kedua faktor ini Indonesia dapat mempunyai keberagaman Flora dan Fauna yang luar biasa. Hal ini dapat menunjang kekuatan kita dibidang Pertanian dan Peternakan, dan apabila kita dapat memaksimalkan kedua hal tersebut dampaknya akan mengarah kepada faktor perekonomian yang semakin membaik

Dengan adanya berbagai macam Flora dan Fauna juga dapat menjadikan Indonesia sebagai objek wisata alam kelas dunia yang dapat menarik turis asing maupun dalam negeri
Kelemahan Letak Astronomis Indonesia adalah :
Dengan tingginya curah hujan dan cukup panjang nya musim kemarau kurang lebih selama 6 bulan, terkadang wilayah Indonesia tergenang banjir dan disebagian tempat mengalami kekeringan.
2. Letak geografis

Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim musim dan perekonomian.


Kelebihan Letak Geografis Indonesia adalah :

a.) Kawasan Indonesia yang terdiri dari banyak pulau membuat Indonesia kaya akan budaya, karena terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dll. Selain itu juga akan timbul banyak bentukan alam seperti danau, gunung api, pantai, dll. Hal itu dapat memajukan pariwisata Indonesia. 

b.)  Laut yang luas dan garis pantai yang panjang membuat Indonesia menyimpan hasil laut seperti ikan, kerang, serta bahan tambang seperti minyak bumi. Hal itu dapat menambah pendapatan Negara 

c.) Letak indonesia yang berada diantara 2 benua dan 2 samudra membuat indonesia berada di jalur lintas internasional  dan dapat menjadi tempat transit jalur perdagangan dunia. Hal itu membuat Indonesia dapat membuat hubungan baik dengan negara lain

Kelemahan Letak Geografis Indonesia adalah :
a.) Luasnya lautan yang dimiliki oleh Indonesia dapat menjadi kelemahan apabila tidak dibarengi dengan pengamanan laut dan pemberdayaan laut sebaik mungkin. Hal ini yang mengakibatkan maraknya Ilegal Fishing di Indonesia
b.) Dengan letak Geografis yang strategis yaitu berada diantara 2 benua dan 2 samudra dapat menjadikan Indonesia sebagai jalur lalu lintas kriminalitas internasional. Seperti lalu lintas perdagangan narkoba dan perdagangan anak. 
3. Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. 

Kelebihan Letak Geologis Indonesia adalah :

a.) Dengan adanya dua jalur pegunungan tersebut, Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif yang merupakan aset kekayaan wisata, flora, dan fauna yang ada disekitaran gunung berapi

b.) Dengan banyak nya gunung berapi yang aktif, artinya indonesia memiliki potensi bahan tambang yang luar biasa, apabila dapat dimaksimalkan dengan baik ini dapat menjadi sektor yang menguntungkan bagi Indonesia.

Kelemahan Letak Geologis Indonesia adalah :

a.) Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi, tanah longsor, dan bahaya erupsi gunung berapi

b.) Kelebihan Indonesia dapat menjadi sebuah kelemahan apabila kita tidak dapat memanfaatkannya dengan baik. Apabila tidak dapat memanfaatkan kelebihan dan potensi yang dimiliki, akibatnya sumber daya dan potensi tersebut malah akan dimaksimalkan oleh bangsa lain. Hal ini dibuktikan dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak asing diberbagai bidang

Perang Sinyal di Daerah Perbatasan

Negara kepulauan Indonesia berbatasan langsung dengan 10 (sepuluh negara). Di darat, Indonesia berbatasan dengan tiga negara, yaitu : (1) Malaysia; (2) Papua New Guinea ; dan (3) Timor Leste. Sedangkan di wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu : (1) India, (2) Malaysia, (3) Singapura, (4) Thailand, (5) Vietnam, (6) Filipina, (7) Republik Palau, (8) Australia, (9) Timor Leste dan (10) Papua Nugini. 

Dengan begitu banyak nya daerah perbatasan dengan negara lain, Indonesia sangat rawan dengan berbagai macam ancaman dan konflik yang sering terjadi. Sudah kita ketahui bersama konflik-konflik seperti pergeseran patok di hutan-hutan kalimantan, perebutan pulau terluan yang di klaim milik asing, dan penangkapan ikan ilegal di wilayah perairan Indonesia.


Namun kali ini konflik yang akan dibahas diluar dari ancaman yang dapat kita lihat. Ada perang tak kasatmata di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste, sesuatu yang tidak dapat kita lihat namun dapat kita rasakan dampak besarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Di era teknologi informasi seperti saat ini, sinyal telekomunikasi punya arti penting bagi hidup orang banyak. Perebutan sinyal di udara bak peperangan menuju ponsel-ponsel di tangan warga. Fenomena ini dirasakan orang-orang di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, dan di Timor Leste. Saat tim detikcom mengunjungi Kabupaten Belu, antara 29 Maret dan 3 April 2017, hanya sinyal dari Telkomsel yang masuk ke ponsel.Tak ada lagi sinyal dari operator Indonesia lainnya yang berhasil terdeteksi.


Meski demikian, sinyal Telkomsel beradu dengan sinyal dari Timor Leste, yakni Telemor dan Telkomcel. Bila listrik PLN padam dan baterai di menara base transceiver station (BTS) Telkomsel sudah kehabisan tenaga, sinyal dari Timor Leste akan masuk 'menginvasi' ponsel-ponsel warga setempat.

"Di sini kalau hujan besar, dari malam sampai pagi bisa mati listriknya," kata Deni, seorang siswa kelas 2 SMA


Ternyata tak hanya sinyal Telemor atau Telkomcel dari Timor Leste yang masuk ke Indonesia. Sinyal Telkomsel juga masuk ke Timor Leste. Hal ini dituturkan oleh Martinus (42), warga Maliana, Distrik Bobonaro, Timor Leste, di Turiskain.

"Saya di Desa Bulialo Maliana, sinyal Telkomsel dari Indonesia masuk," ucap Martinusz salah seorang warga Timor Leste yang berhasil ditemui tim Detikcom

Adapula tanggapan dari warga di Nusa Tenggara Timur "Yang saya dengar, sinyal Telkomsel malah kadang lebih kuat di Timor Leste. Di sini kita kadang malah pakai Telemor atau Telkomcel," ucap Sidiq.


Pihak Telkomsel mengakui persaingan sinyal di perbatasan ini. Mereka seolah menjadi pemain tunggal di kawasan terdepan Indonesia. Di Belu, total ada 80 menara BTS Telkomsel, ditambah lima menara BTS Merah Putih, yakni BTS dari pemerintah namun dioperasikan oleh pihak nonpemerintah. Tak ada operator seluler lain yang punya menara BTS sebanyak Telkomsel di daerah ini. Bahkan di Nusa Tenggara Timur, Telkomsel punya 1.056 menara BTS. 






Daftar Pustaka :
https://news.detik.com/berita/d-3472082/perang-sinyal-di-daerah-perbatasan-ri-timor-leste

















Comments system

Disqus Shortname