Gara-gara
tambang batu bara, sawah di Samarinda Kalimantan Timur hampir musnah.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur menyatakan, eksploitasi
tambang batu bara sudah menghabisi sawah di daerah itu. Seperti yang dialami
Kelompok Tani Padaello Samarinda di mana 40 hektare sawahnya yang diduga
diserobot perusahaan tambang.
"Petani
di Samarinda sudah tidak memiliki sawah untuk digarap lagi," kata
Penggiat Jatam Kaltim, Ahmad Saini di Balikpapan, Kaltim, Rabu (3/8/2016).
Ahmad
mengatakan, perusahaan tambang di Samarinda serampangan dalam perluasan lokasi
eksploitasi. Mereka terkadang dikabarkan mengintimidasi petani agar menyerahkan
tanah garapannya untuk dijadikan lokasi tambang.
"Kelompok
Tani Padaello tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa, ada pendudukan lahan oleh
perusahaan. Ada ormas yang menjaga, mereka bahkan mendirikan posko," tutur
dia.
Pihak
perusahaan, menggunakan jasa ormas untuk menduduki lahan milik para petani.
Pondok-pondok petani dijarah, mesin-mesin perontok padi milik petani hilang.
Tanaman mereka juga telah rusak. Perusahaan menduduki lahan milik petani
dengan alasan telah membebaskannya. Padahal, sambung Ahmad, para petani
Samarinda mengaku tidak pernah menjual lahan mereka dan masih memegang
surat yang asli.
"Petani
masih pegang surat asli sejak tahun 1981. Jadi petani tetap ingin lahan mereka
untuk bercocok tanam," ucap Ahmad.
Dia mengaku
telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Kalimantan Timur. Para petani menuntut
agar lahan mereka dikembalikan. Mereka juga menolak lahan mereka untuk
aktivitas tambang.
"Mereka
berharap, ada proses hukum yang dilakukan pihak kepolisian. Karena jika tidak,
mereka khawatir akan terjadi bentrokan," ujar Ahmad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar